Wednesday, June 30, 2010

Love you or love me?


"Aku sayang kamu",

bukankah itu berarti aku sayang dirimu, dengan seluruh keberadaanmu, termasuk semua kekurangan dan kelebihan, latar belakang keluarga, keanehan sikap dan perilaku, dan keajaiban pemikiran;

bukankah itu yang namanya sayang sama kamu, apa adanya kamu?

jika tidak demikian, maka seharusnya "aku" berkata,

"aku sayang sama perhatianmu, sama selera humormu, sama kharismamu, tapi, aku nggak sayang kalau kamu lagi cuek, nyebelin, terlalu idealis, atau terlalu dominan";

jika tidak demikian, "aku sayang kamu" kurang tepat,

karena kata "kamu" seharusnya mencakup kelebihan dan kekurangan, keseluruhan diri, bukan hanya memilah-milah kondisi dan sifat dari "kamu"

ketika bilang "aku sayang kamu", berarti "aku" bilang "hei kamu, walaupun kamu kadang nyebelin, cuek, terlalu idealis, atau terlalu dominan, aku bisa menerima dan mau mendampingi kamu"
Tetapi sayangnya, seringkali yang terjadi tidak demikian,

"aku sayang kamu" memiliki makna tersirat, "aku sayang kamu kalau kamu baik sama aku, perhatian sama aku, mau ngertiin aku, tapi kalo kamu lagi nyebelin, aku nggak sayang sama kamu."


then, kalo kaya gitu, "aku sayang kamu" atau "aku sayang aku"?


ketika si "aku" dibuat tak nyaman, marah, dan emosi oleh si "kamu" (sengaja ataupun tak sengaja), bisakah kata-kata "aku sayang kamu" bisa tetap terucap dengan sepenuh hati?

ketika si "kamu" tak berbuat seperti yang si "aku" inginkan, begitu mudahnya keluhan dan omelan keluar dari mulut si "aku", bahkan semudah ketika si "aku" mengucapkan "aku sayang kamu"

atau, ketika ego si "aku" sudah terusik, maka semua kata sayang dan cinta yang pernah terucap hilang entah kemana, yang ada hanyalah pertanyaan "Kok kamu gitu sih?" yang sebenarnya bisa berarti, "kok kamu ga mau ngertiin aku sih? kok kamu ga seperti yang aku harapkan sih?"


Aku, aku, aku, dan aku...

Jika semua tentang "aku", apa arti dari "sayang" dan "kamu" sesungguhnya?



it's easy to talk the talk, but can you really walk the walk?


Tuesday, June 29, 2010

When I say that I love you

-WHEN I SAY THAT I LOVE YOU -

You feel that you're lonely
it doesn't prove you are alone
you feel that nobody wants you
doesn't mean that no one cares about you
listen to the words I say
that I will always be by your side
you mean everything to Me
I will never leave you cause I love u so..

You think that you're nothing
before Me you are something beautiful
you think that you cant do anything
but you can do a lot of things with Me
listen to the words I say
that I will always be by your side
you mean everything to Me
I will never leave u cause I love u so

When I say that I love you
it means I give the best for you
when I say that I love you
I will give everything for you
no more fear about the future
and blame for the past
I'll give everything
when I say that I love you

I want you to know that I died for you
I want you to know that I give all My life
for you
When I say that I love you



Very romantic, isn't it? But, don't you think this song is kinda too good to be true?

Yes indeed, personally i think this is too good to be true, IF the "I" and "me" in this song refers to human being. No human being could possibly be able to do that. Even if someone brave enough to say that, it must be a lip service only, or he/she is promising something that he/she couldnt possibly able to fulfill. How come somone give his/her everything, while "everything" are not his/hers to give?

That's why the "I" and "Me" is written on capital letters. It refers to Him, to Almighty God, our Creator and our number one Lover. Because He is the real Almighty, for sure He'll be able to do that.

For me, this is the most romantic song that i've ever heard, even more romantic because it's our God who give the promise. He is indeed a romantic God, isn't He?

As a girl, i do love romantic things, but i dont like the-over-romantic and surreal things, just dont promise anything, or say anything that you couldnt be able to fulfill. That's why if this song refer to human being, maybe i would be the first to say that this is such a rubbish. But, since this promise isnt from human being, this song is really beautiful. How i long to hear someone say this to me :)

The feel of being loved is just too wonderful, and im very blessed because He love me so.


And the best part is, He loves you too! :)

Thursday, June 3, 2010

Sejauh Mana Nasionalisme Diperlukan?

Salah satu kegunaan Facebook buat saya adalah sebagai kalender pribadi, sebagai pengingat ulang tahun teman-teman. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu rutinitas bagi saya untuk setiap hari membuka Facebook dan mengucapkan selamat kepada orang yang berhari jadi di hari itu.

Suatu hari, seperti biasa saya menuliskan wall message kepada salah satu teman saya yang berulang tahun, dan seperti biasa pula, teman saya membalas dengan ucapan terimakasih yang diiringi sedikit basa basi. Tapi kali ini basa basinya berbuntut pada sebuah pemikiran bagi saya. Teman saya bilang,"Eh, gue sekarang udah ga di Jakarta loh, sekarang gue kerja di Kuala Lumpur. Udah tau belum?"

Teman saya ini adalah orang ke sekian dari teman-teman saya yang bekerja di luar negeri. Prospek karir yang lebih baik, gaji yang menjanjikan, dan taraf kehidupan yang lebih tinggi adalah alasan-alasan mereka ketika ditanya mengapa harus bekerja di luar negeri. Padahal, mereka-mereka itu adalah orang-orang yang berprestasi di bidangnya, dan sebenarnya bisa menggunakan kemampuan mereka untuk membangun negeri. Ah, terlalu naifkah saya?

Ketika diperhadapkan pada pilihan untuk bekerja di dalam negeri atau di luar negeri, orang kebanyakan akan memilih di luar negeri. Mengapa harus membaktikan diri di negeri yang kurang menghargai kemampuan dan kreativitas kita, dan tidak mau memberikan imbalan sepadan untuk sumbangsih kita? Sedangkan di luar negeri, masih banyak yang bersedia untuk memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri, imbalan sepadan, dan tunjangan-tunjangan hidup lainnya. Tapi bagaimana dengan rasa nasionalisme kita? Haruskah kita membaktikan diri kita, dan menggunakan ilmu kita untuk membangun negara orang lain? Relakah kita melihat negeri kita semakin terpuruk, sedangkan negeri orang lain semakin berkembang, yang sedikit banyak juga terjadi karena sumbangsih putra putri Indonesia yang hibah ke negeri orang tersebut?

Salahkan atlit-atlit berbakat, putra putri Indonesia yang "dibajak" negara lain untuk menjadi atlet atau pelatih disana, dan pada akhirnya membawa kemenangan bagi tim negara tersebut, -dan ironisnya, juga mengalahkan tim Indonesia? Dapatkah kita menuntut pengabdian total mereka, sementara kita tau bahwa tunjangan, fasilitas, serta jaminan masa depan bagi atlet Indonesia dari pemerintah sangat minim?

Harian Kompas Jakarta pernah memberitakan bahwa ternyata dibalik kemenangan Lin Dan mengalahkan Taufik Hidayat dalam perebutan Piala Thomas belum lama ini, tersebutlah seorang kakek asal Lampung yang bernama Tang Hsien Hu. Tang Hsien Hu pernah menjadi pelatih Indonesia sejak tahun 1986 dan berperan dalam membantu Indonesia merebut medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Namun, oleh karena permohonan kewarganegaraannya ditolak, pada tahun 1998 beliau kembali ke negeri Tiongkok dan menjadi pelatih disana. Kalau sudah seperti itu, dapatkah kita mempertanyakan rasa nasionalisme beliau?

Kembali ke dunia pendidikan, berapa banyak putra putri bangsa yang cerdas dan mendapat beasiswa untuk studi di luar negeri, yang pada akhirnya menolak untuk pulang dan mengabdikan ilmunya di Indonesia? Padahal, Indonesia membutuhkan putra putrinya yang cerdas, dan dapat memberikan sumbangsihnya untuk turut membangun dan mengembangkan Indonesia. Bagaimana Indonesia dapat maju jika putra putri terbaiknya malah memilih untuk mengembangkan negeri orang lain?

Biarlah hal ini menjadi sebuah perenungan kita bersama, terutama pemuda pemudi Indonesia. Dalam hal ini saya tidak mengatakan mana yang benar dan mana yang salah, saya hanya mencoba memaparkan kenyataan dan mengajak teman-teman pemuda untuk berpikir, apa yang sebaiknya kita lakukan, dan apa yang dapat kita lakukan. Semoga Tuhan memberikan hikmat-Nya kepada kita untuk bisa melakukan sesuatu untuk negara di mana kita telah ditempatkan ini.

sumber berita : Harian Kompas Jakarta