case 1
waktu lagi pegi ke salah satu toko di roxy, nyokap gue tanya sesuatu yang berkaitan dengan barang yang mau dibeli ke si penjaga toko handphone,
Nyokap : "Mbak, ini masa tenggangnya esia 20rb berapa lama ya?"
Mbak : " wah nggak tau deh!"
dan si mbak nggak ngelakuin apa-apa buat bisa menjawab pertanyaan nyokap gw. nggak tanya-tanya ke temennya, nggak ngeliat-liat voucher nya (yang seharusnya ada nominal dan waktu masa aktif). dia tetep aja cuek-cuek gitu
what? gue ngerti lah kalo provider handphone banyak banget dan masing-masing punya kebijakan masa tenggang yang beda-beda, apalagi per nominal voucher masa tenggangnya beda-beda. jadi wajar ajalah kalo si mbak nggak hafal. tapi... apa jawaban "nggak tau deh" bisa dengan gampangnya diucapkan ke customer? please deh, dia kan nggak sendirian disitu, dia bisa tanya, dan dia bisa ngeliat di voucher nya..
dia bisa donk bilang, "wah, maaf ya bu saya kurang tau, tapi sebentar ya saya tanya dulu.." atau " wah, saya nggak tau Bu, tapi sebentar ya saya liat dulu di vouchernya.. harusnya sih ada..". well, itu lebih bisa diterima kan?
case 2
gw lagi di salah satu hypermarket besar dan lagi ada di kasir. salah satu barang yang gue beli itu barang promo yang lagi diskon. dan untuk mastiin, gue tanya lagi nih sama si kasir.
Gue : Mbak, yang ini diskon 30% kan ya?
Mbak kasir : nggak tau deh..
Gue : Hah, ko bisa nggak tau?
Mbak kasir : iya soalnya nggak hafal
Heh? ko bisa kasirnya nggak tau? trus gimana donk kalo sampe gue dirugikan gara2 ke-nggaktau-an nya dia itu..untungnya, ternyata diskon-diskon dan harga promo udah otomatis ada di sistemnya mereka, jadi walo si mbak nya nggak tau sekalipun si mesin kasirnya tau..
sekali lagi, gue agak kecewa ya dengan jawaban kasir. gue yakin dia tau kalo sebenernya itu semua udah ada di sistem kasirnya, jadi dia ga perlu tau setiap barang yang diskon atau promo. dia bisa donk bilang, " saya kurang tau, tapi harga promo udah otomatis dicatet di mesin kasir ko. nanti saya cek lagi ya. " atau "wah, saya kurang tau, tapi nanti saya cek lagi ya" bisa kan?
menurut gue, jawaban "nggak tau deh" itu jawaban yang sangat nggak profesional dan nggak bertanggung jawab. well, mereka itu yang jaga toko dan yang bertugas tau informasi tentang product, dan gue rasa yang gue tanya itu basic information ko.. kalo nggak sama mereka, harus tanya ke siapa lagi?
sekali lagi gue sangat memaklumi yang namanya human factor, kalo mereka nggak hafal atau nggak tau. tapi, mereka kan bisa ngelakuin hal lain buat cari tau? ada apa dengan slogan pelanggan = raja?
ini bukan soal ego sebagai customer, tapi lebih ke arah responsibility dan profesionalisme. well, bukannya seorang penjaga toko dibayar salah satunya untuk tau informasi product dan jelasin info itu ke customer? gue sangat menyayangkan orang-orang yang kerja seadanya dan cuma mau seneng dan enaknya aja. mau terima gaji, tapi ga mau susah. mau dapet gaji gede, mau naik pangkat, tapi maunya kerja santai-santai. mana bisa?
banyak orang-orang Indo (gue nggak bilang semua orang indo) yang kaya gini. masuk kerja jam 9, baru dateng jam 9 lewat, trus cek email dulu, fb dulu, sarapan dulu..dll.. udah gitu, pulang jam 5, tapi dari jam 4 udah 'coffee break',udah siap-siap mau pulang, dan begitu jam 5 teng..langsung deh cao....sigh..kapan mau maju ya kalo kaya gitu?
just be yourself, only better.
it's one of my favorite quotations. i learn to be a better me day by dy. gue juga masih harus belajar banyak soal tanggung jawab, disiplin dan profesionalisme. pengalaman gue tadi bikin gue belajar kalo sikap ga disiplin, dan ga tanggung jawab gue bisa sangat mempengaruhi orang lain. dan gue berharap, one day Indonesia will be better if everyone doing their parts to improving themselves.
cheers,
ASL
My New Video
4 years ago
6 comments:
"gue sangat menyayangkan orang-orang yang kerja seadanya dan cuma mau seneng dan enaknya aja. mau terima gaji, tapi ga mau susah. mau dapet gaji gede, mau naik pangkat, tapi maunya kerja santai-santai. mana bisa?"
ya gitu deh indo (ato bisa ga dibilang most of negara berkembang) kayak gitu. belom training yg bgs. sdm nya juga jelek, hrd nya juga ga jelas. banyaaaak bgt yang kek gitu...
biarlah mereka dan perusahaan/toko dimana mereka ada hancur karena kebodohan mereka.
Halo mas/mbak yg diatas ini ^
Menurut saya nggak semua orang (di) Indonesia seperti itu. Tergantung orangnya seperti apa dulu, jadi ngga bisa digeneralisir juga.
Dari mana anda tahu kalau training dari (atau yang diadakan oleh) SDM jelek? Saya sendiri dulu diberikan sejenis training yang cukup costly, jadikembali lagi ke SDM perusahaan masing2 yah.
===
Buat Dea, u ada tertarik kerja di bidang SDM? g ada channel nich ^_^
-indra bayu-
iya de, terlalu banyak orang yang menggunakan waktunya dengan tidak bertanggung jawab. memang bukan hal mudah seh, kita sendiri juga suka seperti itu kan? makanya dimulai dari kita yuk, lakukan yang lebih baik untuk kemajuan bangsa ini.
Mungkin mereka ingin menerapkan prinsip ekonomi dengan sebaik-baiknya.
"Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya..."
Hahaha...
Umm, sptnya banyak kejadian seperti ini...
Bahkan tanpa disadari, mungkin dalam bentuk dan konteks yang berbeda, kita pun tak luput melakukan hal serupa,,,
\(^o^)/
Biasanya perusahaan kategori A, memiliki SDM yang good sesuai dgn keahliannya, dan setiap level atas ke bawah mendapat training bagaimana good service termasuk Customer Servicenya pasti mendapatkan smart training.
Sebagian Perusahaan kategori B masih mementingkan training bagi manajemen dan karyawannya.
Sedangkan kategori C jarang yang mengedepankan training bagi karyawan di level bawah dan customer servicenya.
Hal yang bagus jika perusahaan mengeluarkan budget 10 % untuk training bagi karyawannya.
Sedangkan perusahaan yang hanya mengambil untung semata tanpa mengedepankan service biasanya cepat atau lambat ditinggal oleh konsumennya, beralih ke yang lain. Pasar bebas.
Umur perusahaan yang bagus rata - rata 100 - 200 tahun,
Dominan umur perusahaan rata - rata 50 tahun.
Namun di Asia hanya seumur tiga generasi pemiliki perusahaan, generasi pertama perintis-inovator, generasi kedua melanjutkan bisnis - foya2 dan yang ketiga foya- foya - bangkrut.
Mungkin hanya Sampoerna Group yg bisa 4 generasi, benarkah ? bisa dicek kembali.
Kalo menghadapi kasir seperti itu sabar aja... kita yang mendewasakan diri, di indo memang begitu masih banyak terjadi, gaji pas2an, tekanan luar biasa plus targetnya ke karyawan tinggi. Serba kompleks, yang kena getahnya konsumennya.
Mengenai Fb dan Fs bagi karyawan ? wah teman gue yg kerjanya di dunia riset dan advertising - entertaiment hampir 50 % waktu kerjanya nongkrong depan komputer buat search dan ini menjadi kewajibannya karena buat ide, mulai dr visual-image-teks-grafis-naratif-content dijelajahi hingga tingkat global - lintas negara dalam hitungan detik-menit dan jam. Maklum ordernya hitungan beberapa jam hrs kelar... ceplok telor.
Buat Dea sukses ya di study dan kerja.
Boyovsky.
Err.. Sebenernya ini semua balik ke kesadaran masing2 orang ya.. Mereka mo menjadi profesional atau mo gak ya pilihan mereka.. Kita diberikan pilihan dalam hidup ini, so balik lagi ke orangnya.. Hehe..
Mengenai buka - buka FB, mungkin yang dea maksud di sini bukan untuk cari bahan untuk kerjanya ya, melainkan mencuri waktu kerja untuk kepentingan pribadi, emang bukan dosa besar c, tapi menurut saya mending jangan.. Kita dibayar untuk kerja, dan menurut saya, lebih baik kita bekerja sesuai dengan upah yang dikeluarkan perusahaan. Yah gak masalah c, kalo bukanya hanya sebentar, kalo sering2 mah berabe thu, hehe...
Sebenernya masalah utama yang dea bahas di sini adalah CRM (Customer Relationship Management) yang lagi marak dikembangkan. Perusahaan yang maju adalah perusahaan yang care terhadap konsumennya.. Jadi saya setuju sekali dengan slogan "Konsumen adalah Raja".. Karena konsumen yang mengeluarkan uang ke perusahaan, maka secara tidak langsung bisa dianggap konsumen adalah bos bagi perusahaan..
Sekian komen dari saia, apabila ada kritik dari pembaca lain, sangat saya harapkan.. Terima kasih..
- FTW -
Post a Comment