Sunday, April 18, 2010

untuk apa berumur panjang?

sedang merenung,

untuk apa ya kita berdoa minta umur panjang sama Tuhan, sedangkan sebenarnya di usia tua yang ada hanyalah kesepian, kesakitan, dan ketidakberdayaan?

Kesepian; anak, cucu semua sibuk dengan urusan masing-masing. Ketikapun pada akhirnya mereka datang mengunjungi, terkadang mereka terlalu sibuk berbincang satu sama lain dan tidak memedulikan si orang tua. Terkadang mengobrol dengan orang tua menjadi sesuatu yang membosankan, karena hanya berisi cerita yang sudah puluhan kali diulang-ulang, dan pembicaraan panjang yang tak ada habisnya. Di tengah keramaian, bahkan di tengah kunjungan anak cucu sekalipun kesepian itu tetap ada. Harapan satu-satunya hanyalah pasangan hidup, yang sama2 sudah renta, untuk berbagi kisah hidup yang tiada habisnya.

kesakitan; semakin tua, semakin banyak penyakit menggerogoti, diiringi penurunan daya tahan tubuh, penurunan kemampuan daya serap panca indera, penurunan kondisi kesehatan. Penyakit 'modern' yang begitu banyak siap menerkam. tak terkena penyakit itupun masih harus tetap menerima kenyataan bahwa fisik tidak lagi sekuat dulu, telinga tidak sepeka dulu, lidah tidak selancar dulu untuk berbicara, dan pandangan tak lagi setajam dulu. bahkan, alat bantu panca inderapun dibutuhkan, disamping alat bantu lainnya. dengan kondisi tubuh menurun seperti ini, apa lagi yang bisa dilakukan?

ketidakberdayaan; ketika muda, ketika kesepian itu datang toh masih ada seribu hal yang bisa dilakukan. pergi bersama teman, melakukan hobi ataupun hal-hal yang disukai. tetapi ketika tubuh semakin renta, semakin banyak penyakit menggerogoti, apa yang dapat dilakukan? kegiatan fisik seperti olahraga berat sudah pasti tidak mungkin dilakukan, jalan-jalan juga sulit, stamina tidak lagi seperti dulu, kegiatan yang dulu menjadi hobi dan kegemaran pun sulit dilakukan karena penurunan panca indera. jadi apa yang tersisa untuk dilakukan? tak ada orang untuk diajak bicara, tak ada kegiatan yang bisa dilakukan, sementara tubuh menderita karena penyakit dan penurunan daya tangkap indera dan daya tahan. sungguh tak tau apalagi yang dapat dilakukan.





lalu,

untuk apa kita berdoa minta supaya orangtua kita, orang terdekat kita diberi umur panjang, ketika kita bahkan tak mau menyediakan waktu untuk mereka, untuk sekedar melihat keadaan mereka, menelpon menanyakan kabar, menyediakan telinga untuk mendengar cerita mereka yang sudah diulang beribu-ribu kali, dan untuk membantu melayani kebutuhan mereka akibat kondisi fisik yang semakin menurun?

ketika kita berdoa dengan "egois"nya meminta umur panjang untuk mereka, tapi dengan tega membiarkan mereka, -orang-orang yang seharusnya sangat kita sayangi itu- tenggelam dalam kesepian, kesakitan, dan ketidakberdayaan?


ketika hari-hari hanya diisi dengan rasa sepi, kosong, dan rintihan rasa sakit, apalagi arti dari umur panjang itu sendiri?



*dedicated to my beloved grand mothers, and grandfather whom i love very very much, but sadly i havent done my best to help them feel alive, and to feel grateful for their well being in their late age.

5 comments:

Ebz said...

Wow..saat baca ini baru kepikiran juga! hehehe..But I do know one thing, pemikiran yang kita dapat sekarang ini adalah pemikiran dari seorang yang masih dalam usia dewasa muda. Mungkin saat kita tua nanti, kita baru bisa mengerti lebih jelas mengapa kita masih ingin bertahan hidup sampai tua. Saat kita ntar menjadi kakek/nenek, mungkin yang namanya jalan2 ke mall, pergi sana pergi sini, ga menjadi main concern dalam diri kita. Yang kita butuhkan hanya the presence of our family. Melihat cucu2..itu mungkin sudah menjadi suatu kebahagiaan tersendiri.

hehehe..tapi ya ini cuma menurut gue doang. hubungan gue dengan kakek nenek gue juga ga gitu deket, mungkin ada kesalahan2..dan justru itu, gue harus memperbaikinya mulai dari sekarang. ;)

nice blog

Vanya Alessandra said...

that's why, walau kakek gue udh super tua, kami tetap membiarkan dia pergi bersenang-senang dengan temannya. who are we to forbid him if we couldn't fulfill his mentally world? families and friends is two different kind of things for him.

time is the most important thing, because that's their (my gramps) limitation. no matter how small our effort to give time for the, it's worth for them and give them happiness.

amadea said...

@ ebz : iya bener sih, saat ini kita cm bisa mikir dari sudut pandang kita, dan kita ga pernah bisa tau dengan pasti apa pikiran mereka. yah smoga lah apa yg kita lakukan buat mereka paling ga bisa membuat mereka bahagia di hr2 tuanya :)

@vanya : lucky your grandpa still has strength to go with his friends, my grandparents are already too weak to even go by themselves. and i agree, as long as he still has strength to do what he want, let him to :)

and i do hope that our time for them is really worth it

\(^o^)/ said...

nice blog ^^

mw cerita pengalaman gw nih,,
gw pernah ketemu pasien yg udah tua gitu 70an umurnya,,,
n dia lagi dirawat di RS uda 2 mingguan lebih,,
n pas gw ajak ngobrol2,,,eh beliau malah nangis,,karena kangen n kuatir dengan cucu2nya n temen2 cucunya yang mana tak bisa ia temui selama 2 minggu lebih,,,
selama ini sebelum sakit,,beliau ini menjadi guru mengaji buat cucu2nya n temen2 cucunya tersebut...

well,,he's so sad that time,,he's even crying in front of me who even don't know him,,,what a great grandpa !
so,mgkn gw setuju sama commentnya ebnu "Melihat cucu2..itu mungkin sudah menjadi suatu kebahagiaan tersendiri"

waktu itu gw juga sampe ikut sedih,,,baca blog lu jd teringat sama beliau,,nama n wajah kakek itu pun masih gw inget sampe skrg...


"It's better to add life to years than add years to life"

\(^o^)/

amadea said...

@ ade : wah..gw juga jadi ikut2an terharu.. niwei, what a nice quotes.. me like this! hehe. gw copas di fb ya! hehe

Post a Comment